
SEJARAH anyar akan berlangsung di Swiss Open 2023 dan Indonesia dapat ikut serta dalam riwayat anyar ini. Sejarah anyar yang dapat berlangsung di Swiss Open 2023, ada di divisi tunggal putri.
Penting diketahui, Swiss Open 2023 telah masuk fase semi-final. Buat divisi tunggal putri, Indonesia mengirim satu wakilnya yakni Gregoria Mariska Tunjung.
Mendekati berlangsungnya semi-final Swiss Open 2023, Gregoria Mariska Tunjung berkesempatan buat jadi sisi dari riwayat anyar di Swiss Open 2023. Dia bersama tiga semifinalis lainnya dapat membikin riwayat anyar ini.
Merujuk di informasi yang diberikan oleh BWF, buat pertama kalinya juara Swiss Open buat divisi tunggal putri tak dapat berasal dari empat negara berlangganan juara. Keempat negara itu yaitu China, India, Jepang, dan Spanyol.
Tercantum semenjak 2007, keempat negara itu demikian menguasai divisi tunggal putri di Swiss Open. Saat ini, riwayat anyar dapat terbentuk di Swiss Open 2023 lantaran tak ada semifinalis yang berasal dari keempat negara itu.
Semifinalis Swiss Open 2023 buat divisi tunggal putri berasal dari empat negara yang tidak serupa. Mereka yaitu Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia), Pornpawee Chochuwong (Thailand), Beiwen Zhang (Amerika Serikat) dan Mia Blichfeldt (Denmark).
Di semi-final tunggal putri Swiss Open 2023, Gregoria Mariska Tunjung dapat bersua Pornpawee Chochuwong, sementara itu, Beiwen Zhang dapat hadapi Mia Blichfeldt. Kedepan, juara tunggal putri Swiss Open 2023 dapat terdaftar selaku juara pertama semenjak 2007 yang tak berasal dari China, India, Jepang dan Spanyol.
Juara tunggal putri Swiss Open 2023 dapat ikuti jejak tapak Xu Haiwen di 2006. Xu Haiwen yaitu pebulu tepis asal Jerman yang jadi juara tunggal putri di 2006.
Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak ikut serta dalam materi content ini.
Semifinalis Swiss Open 2023 buat divisi tunggal putri berasal dari empat negara yang tidak serupa. Mereka yaitu Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia), Pornpawee Chochuwong (Thailand), Beiwen Zhang (Amerika Serikat) dan Mia Blichfeldt (Denmark).
Di semi-final tunggal putri Swiss Open 2023, Gregoria Mariska Tunjung dapat bersua Pornpawee Chochuwong, sementara itu, Beiwen Zhang dapat hadapi Mia Blichfeldt. Kedepan, juara tunggal putri Swiss Open 2023 dapat terdaftar selaku juara pertama semenjak 2007 yang tak berasal dari China, India, Jepang dan Spanyol.
Juara tunggal putri Swiss Open 2023 dapat ikuti jejak tapak Xu Haiwen di 2006. Xu Haiwen yaitu pebulu tepis asal Jerman yang jadi juara tunggal putri di 2006.
(MYF)
Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak ikut serta dalam materi content ini.
BASEL – Perjalanan double putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, mau tak mau stop di semi-final Swiss Open 2023. Mereka mesti luruh bukan lantaran kalah, akan tetapi berserah alias retired (mundur) di saat main di gim ke-2 menantang wakil Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Main di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Sabtu (25/3/2023) malam WIB, Apriyani/Siti berserah dengan score 17-21, 10-16. Pasangan itu mundur selesai Apriyani nampak alami luka.
Jalannya Laga
Gim pertama berjalan dengan tempo yang cukup pelan. Ke-2 pasangan sama main lebih aman dengan pukulan-pukulan yang kurang kemungkinan.
Apri/Fadia cukup persoalan buat membedah pertahanan musuh di awalan gim pertama. Mereka sejumlah kali malah lakukan kekeliruan sendiri dan mesti ketinggal dengan score 2-9.
Di tengah gim pertama, wasit kompetisi panggil ke-2 pasangan buat berikan peringatan. Hal itu dipicu baik Apri/Fadia ataupun Yuki/Sayaka dinilai begitu buang waktu waktu dapat lakukan serve.
Gim pertama dipenuhi oleh rally panjang gara-gara dari permainan tempo pelan dari ke-2 pasangan itu. Apri/Fadia ketinggal lima point dengan score 6-11 di selang.
Sehabis selang, pasangan kebanggaan Indonesia itu mulai dapat menyesuaikan dengan permainan pasangan Jepang. Secara perlahan-lahan Apri/Fadia sanggup kejar ketinggalan dan susul 13-12.
Sesudah itu, Apri/Fadia sanggup unggul dan tinggalkan Yuki/Sayaka dengan score 17-14. Akan tetapi, pasangan Jepang itu sanggup membalap dan merampas gim pertama dengan score akhir 21-17.
Di awalan gim ke-2, Yuki/Sayaka sanggup unggul lebih-lebih dulu tinggalkan Apri/Fadia 7-4. Akan tetapi, setelahnya pasangan Indonesia itu dapat bangun dan kejar ketinggalan sampai score sempat sama imbang 9-9.
Sehabis selang, Apri/Fadia lakukan banyak kekeliruan sendiri yang bikin Yuki/Sayaka tambah menjauh meninggalakan kejaran point sampai 16-10.
Sesudah point paling akhir itu, Apriyani nampak dekati wasit kompetisi dan bicara suatu sembari menunjuk tangan sisi bahunya. Wasit pun mengabarkan kalau kompetisi selesai lantaran Apriyani putuskan buat retired dari pertandingan semi-final itu.
Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak ikut serta dalam materi content ini.
Sehabis selang, pasangan kebanggaan Indonesia itu mulai dapat menyesuaikan dengan permainan pasangan Jepang. Secara perlahan-lahan Apri/Fadia sanggup kejar ketinggalan dan susul 13-12.
Sesudah itu, Apri/Fadia sanggup unggul dan tinggalkan Yuki/Sayaka dengan score 17-14. Akan tetapi, pasangan Jepang itu sanggup membalap dan merampas gim pertama dengan score akhir 21-17.
Di awalan gim ke-2, Yuki/Sayaka sanggup unggul lebih-lebih dulu tinggalkan Apri/Fadia 7-4. Akan tetapi, setelahnya pasangan Indonesia itu dapat bangun dan kejar ketinggalan sampai score sempat sama imbang 9-9.
Sehabis selang, Apri/Fadia lakukan banyak kekeliruan sendiri yang bikin Yuki/Sayaka tambah menjauh meninggalakan kejaran point sampai 16-10.
Sesudah point paling akhir itu, Apriyani nampak dekati wasit kompetisi dan bicara suatu sembari menunjuk tangan sisi bahunya. Wasit pun mengabarkan kalau kompetisi selesai lantaran Apriyani putuskan buat retired dari pertandingan semi-final itu.
(RNR)
Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak ikut serta dalam materi content ini.