Sports

Momen Tak Respek Pramudya Kusumawardana kepada Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan Bikin Netizen Indonesia Geleng-Geleng

MOMEN tak tertarik Pramudya Kusumawardana kepada Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang membikin warganet Indonesia geleng-geleng kepala dapat dibahas oleh Okezone di artikel ini.

Perang saudara langsung tersuguh di sesi pertama kompetisi All England 2023 bidang double putra di antara Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan dengan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan

Tanding di Utilita Tempat Birmingham, Inggris di Rabu, 15 Maret 2023 malam, pasangan muda Pramudya/Yeremia sempat nyaris ambil gim pertama. Tapi, di poin-poin penting, The Daddies – sapaan Ahsan/Hendra – bisa balik dan ambil gim pertama.

Hal mirip pun berlangsung waktu masuk gim ke-2. Pramudya/Yeremia beberapa kali unggul atas seniornya. Tapi, mentalitas The Daddies kembali membikin Ahsan/Hendra sukses ambil ubah gim ke-2.

Perang saudara pun selanjutnya dimenangkan oleh pasangan senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan score 25-23 dan 21-18. Dengan begitu, The Daddies punya hak meluncur ke sesi 16 besar.

Tapi di balik perang saudara yang berjalan dahsyat ini, ada sejumlah kejadian yang membikin warganet benci dengan perbuatan Pramudya Kusumawardana. Netizen memandang apabila perbuatan pemain yang dekat dipanggil Pram itu kurang santun dan tak menyimpan tertarik kepada senior senegaranya.

Momen itu berlangsung waktu pertandingan anyar jalan. Pukulan keras Pram tiba pas di paras seniornya, Hendra Setiawan. Hal ini membikin Hendra buat sejumlah waktu meringis kesakitan dan mesti minta break di wasit.

Ubah-alih langsung minta maaf, Pram malah masih sempat buat berselebrasi atas poinnya itu. Waktu break seusai momen itu pun, Pram tanpa ada rasa bersalah tak dekati Hendra Setiawan di bench. Dengan demikian santainya, Pram malah cuma jalan ke bench sendiri dan menenggak air.

Semestinya Pram banyak belajar dari sikap yang ditunjukkan Chiharu Shida waktu tanpa ada berniat, pukulannya terkait paras lawannya. Di kompetisi All England 2020 itu, Chiharu Shida amat berasa bersalah dengan pastikan keadaan lawannya beberapa kali dan menempatkan gestur berduka dan panik. Walaupun sebenarnya, musuh yang Shida hadapi berlainan negara.

Momen kurang tertarik lain pun ditunjukkan Pramudya waktu berasa tak terima dengan putusan wasit seusai jeda gim ke-2. Bola yang dianggap out oleh Pram, nyatanya dinyatakan masuk oleh wasit. Pramudya pun lakukan protes keras yang di selanjutnya tak digubris wasit.

Pramudya Kusumawardana

Juga sehabis kompetisi selesai, Pram masih saja ngotot lakukan protes atas putusan wasit barusan. Pram seakan tak terima apabila dirinya kalah dan tiada lebih cepat di kompetisi ini.

Seusai kompetisi selesai, warganet dengan selekasnya menempur publikasi account Instagram PBSI @badminton.ina yang meng-upload hasil kompetisi di antara Pramudya/Yeremia dan Ahsan Hendra.

“Congrats dadies… kawal teross smpe final ketemu leonil. prayer perlu proses yg pnjangggg dlu utk bs mnjadi atlet yg santun dn bs mnghargai atlit lain yg lbh snior,” tulis akun @dwiar****99.

“Harusnya jadi pemain muda itu punyai santun sopan yang baik…Ngasih bola Mati di bawah net aja Nampaknya malas… Ditambah lagi pas Koh hendra mukanya terkena kok.. nampaknya Pemain muda kita punya sikap biasa Aja,” tulis akun @mas*****l.

“harusnya Pram gak gitu sih, kayak kurang sopan aja, lagian udh selesai juga,” tulis akun @iamy********i.

Itulah momen tak respek Pramudya Kusumawardana pada Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang bikin netizen Indonesia geleng-geleng kepala.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Momen kurang respek lain juga ditunjukkan Pramudya saat merasa tidak terima dengan keputusan wasit seusai interval gim kedua. Bola yang dianggap out oleh Pram, ternyata dinyatakan masuk oleh wasit. Pramudya pun melakukan protes keras yang pada akhirnya tidak digubris wasit.

Pramudya Kusumawardana

Bahkan setelah pertandingan usai, Pram masih saja ngotot melakukan protes atas keputusan wasit tadi. Pram seakan tidak terima jika dirinya kalah dan gugur lebih cepat di pertandingan ini.

Setelah pertandingan usai, netizen dengan segera menyerbu unggahan akun Instagram PBSI @badminton.ina yang mengunggah hasil pertandingan antara Pramudya/Yeremia dan Ahsan Hendra.

“Congrats dadies… jaga teross smpe final ketemu leonil. prayer penting proses yg pnjangggg dlu utk bs mnjadi olahragawan yg sopan dn bs mnghargai atlit lain yg lbh snior,” catat account @dwiar****99.

“Harusnya sebagai pemain muda itu punya sopan santun yang baik…Ngasih bola Mati di bawah net aja Sepertinya enggan… Apalagi pas Koh hendra mukanya kena kok.. sepertinya Pemain muda kita bersikap biasa Aja,” catat account @mas*****l.

“harusnya Pram gak gitu sih, kayak kurang sopan aja, lagian udh selesai juga,” catat account @iamy********i.

Tersebut kejadian tak tertarik Pramudya Kusumawardana di Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang membikin warganet Indonesia geleng-geleng kepala.

(RDA)

Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Reporter Okezone.com tak ikut serta dalam materi conten ini.

SEBANYAk 5 pebulu tolak nonunggulan yang juara All England dapat dibahas di sini. Salah satu di antaranya ialah wakil Indonesia.

All England 2023 tengah berjalan di waktu ini. Masuk sesi semi-final di Sabtu (18/3/2023), Indonesia lepaskan tiga wakil.

Fajar Alfian/Rian Ardianto

Ini adalah salah satu gelaran bulu-bulu tolak bergengsi yang miliki riwayat panjang. Tak cuma dikuasai oleh banyak teratas, mereka yang tak diunggulkan nyatanya pun acapkali meraih kemenangan laga ini.

Sekurang-kurangnya, ada lima pebulu tolak nonunggulan yang pernah jadi juara All England. Siapa sajakah mereka? Silahkan baca kajian kami berikut ini.

Berikut 5 Pebulu Tepis Nonunggulan yang Juara All England

5. Liu Xiaolong/Qiu Zihan

Liu Xiaolong/Qiu Zihan

Lu Xiaolong/Qiu Zihan adalah pasangan double putra China. Mereka sukses mendapat gelar juara All England di 2013 dengan posisi nonunggulan.

Kendati dengan status nonunggulan, Lu Xiaolong/Qiu Zihan meraih kemenangan partai final dengan score yang jauh. Bertemu dengan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, Lu/Qiu menang dengan score cukup jauh, adalah 21-11 dan 21-9.

4. Tine Baun

Tine Baun

Tine Baun tertera pernah memenangkan All England dalam tiga kali edisi. Kendati kerap jadi juara, tapi dua di antaranya dicatatkan sewaktu dirinya dengan status jadi nonunggulan.

Tunggal putri asal Denmark itu meraih kemenangan All England 2008 melawan Lu Lan asal China dengan score 21-11, 18-21, dan 22-20. Dua tahun selanjutnya, dia memenangkannya kembali jadi nonunggulan dengan kalahkan wakil China lainnya, Wang Yihan, 21-14, 18-21, dan 21-19.

3. Yuta Watanabe/Arisa Higashino

Yuta Watanabe/Arisa Higashino

Yuta Watanabe/Arisa Higashino dikenal jadi salah satu double gabungan terpilih dunia di waktu ini. Tapi, itu tak begitu sewaktu mereka memenangkan All England di 2018.

Di waktu itu, Watanabe/Higashino hanyalah pasangan ranking 48 dunia. Tapi, mereka sukses jadi juara sehabis kalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final dengan score 15-21, 22-20, dan 21-16.

2. Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov adalah pasangan double putra asal Rusia. Mereka membuat surprise dengan jadi wakil Rusia pertama yang meraih kemenangan All England di 2016 yang lalu.

Ivanov/Sozonov bersua dengan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, di final. Berusaha melalui tiga set yang ketat, pasangan Rusia menang dengan score 21-23, 21-18, dan 21-16.

1. Bagas Maulana/Shohibul Fikri

Bagas Maulana/Shohibul Fikri

Bagas Maulana/Shohibul Fikri adalah pasangan double putra Indonesia. Di All England 2022, mereka membuat kesan dengan jadi juara.

Mereka kalahkan pasangan senior Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di final. Di waktu itu, Bagas/Fikri menang dengan score 21-19 dan 21-13.

Lebih memesona kembali, Bagas/Fikri tak hadapi lawan-lawan yang ringan dalam perjalanannya ke final. Dmereka penting menyingkirkanTakuro Peruntungan/Yugo Kobayashi di perempatfinal dan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di semi-final.

Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Reporter Okezone.com tak ikut serta dalam materi conten ini.

3. Yuta Watanabe/Arisa Higashino

Yuta Watanabe/Arisa Higashino

Yuta Watanabe/Arisa Higashino dikenal jadi salah satu double gabungan terpilih dunia di waktu ini. Tapi, itu tak begitu sewaktu mereka memenangkan All England di 2018.

Di waktu itu, Watanabe/Higashino hanyalah pasangan ranking 48 dunia. Tapi, mereka sukses jadi juara sehabis kalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final dengan score 15-21, 22-20, dan 21-16.

2. Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov adalah pasangan double putra asal Rusia. Mereka membuat surprise dengan jadi wakil Rusia pertama yang meraih kemenangan All England di 2016 yang lalu.

Ivanov/Sozonov bersua dengan wakil Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, di final. Berusaha melalui tiga set yang ketat, pasangan Rusia menang dengan score 21-23, 21-18, dan 21-16.

Conten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Reporter Okezone.com tak ikut serta dalam materi conten ini.

Back to top button