
KISAH Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, pebulu tolak asal Rusia yang lenyap sesudah memenangi All England 2016. Double putra asal Rusia itu mengagetkan dunia dengan jadi juara gelaran berprestise All England di 2016 lalu.
All England sebagai kompetisi berprestise di dunia bulu-bulu tolak, banyak pebulu tolak dunia punya mimpi buat memenangi gelaran super 1000 ini. Salah satu pebulu tolak yang sukses mewujudkannya merupakan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.
Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov sebagai juara All England 2016, yang taklukkan double putra Jepang ialah Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawan. Pasangan Rusia non favorit itu sukses menundukkan double putra Jepang dengan rubber game.
Waktu perjalanan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov jadi juara All England 2016, mereka mengenyahkan double putra China Liu Xiaolong/Qui Zihan di perempatfinal. Double putra China itu, sesungguhnya sebagai salah satu favorit di All England 2016.
Tapi, sesudah keberhasilan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov di All England 2016, keduanya tak kembali bisa beradu. Perlahan-lahan-lahan double putra Rusia itu mulai menurun dan lenyap.
Arena All England paling akhir yang diikuti pasangan Rusia itu berlangsung di All England 2019. Di All England 2019, keduanya ditumbangkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di 16 besar dengan score 19-21 dan 18-21.
Pengurangan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov pun terbujuk dengan pergesekan yang tengah berlangsung di Rusia. Keduanya jadi jarang-jarang mengikut kompetisi yang digelar di luar Rusia.
Terdaftar, pasangan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov mengikut kompetisi paling akhir di 2022 tepatnya di India International 2022. Setelah kompetisi itu, double putra Rusia ini tak kembali mengikut kompetisi dan memutuskan buat pisah.
Ivan Sozonov juga mesti mengarahkan profesinya selaku pelatih. Di pengujung tahun 2022, ia memperoleh penawaran buat jadi pelatih double putra India.
Di waktu banyak pebulu tolak senior seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih aktif main dan mengikut banyak kompetisi berprestise terhitung All England 2023, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov malahan lenyap dan tak kembali aktif di dunia bulu-bulu tolak.
Itu lah cerita dari Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, si juara All England 2016 yang sekarang sudah lenyap. Tribun juara All England 2016, tak jamin profesi double putra Rusia itu berusia panjang.
Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak turut serta dalam materi kontent ini.
Pengurangan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov pun terbujuk dengan pergesekan yang tengah berlangsung di Rusia. Keduanya jadi jarang-jarang mengikut kompetisi yang digelar di luar Rusia.
Terdaftar, pasangan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov mengikut kompetisi paling akhir di 2022 tepatnya di India International 2022. Setelah kompetisi itu, double putra Rusia ini tak kembali mengikut kompetisi dan memutuskan buat pisah.
Ivan Sozonov juga mesti mengarahkan profesinya selaku pelatih. Di pengujung tahun 2022, ia memperoleh penawaran buat jadi pelatih double putra India.
Di waktu banyak pebulu tolak senior seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih aktif main dan mengikut banyak kompetisi berprestise terhitung All England 2023, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov malahan lenyap dan tak kembali aktif di dunia bulu-bulu tolak.
Itu lah cerita dari Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, si juara All England 2016 yang sekarang sudah lenyap. Tribun juara All England 2016, tak jamin profesi double putra Rusia itu berusia panjang.
(MYF)
Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak turut serta dalam materi kontent ini.
SEBANYAK 5 pebulu tolak yang mempunyai prestasi luar biasa walau berpindah pasangan dapat dikulik Okezone di artikel ini. Dari kelima olahragawan tepak bulu-bulu yang sudah menggonta-ganti pasangan itu, di antaranya merupakan unggulan Indonesia yang waktu ini masih aktif main, yakni Hendra Setiawan.
Udah jadi hal yang umum bila banyak pebulu tolak ahli double kerjakan penggantian pasangan dengan bermacam argumen. Dikarenakan, di di antara mereka ada yang ditinggal pasangannya lantaran pensiun, dan argumen lainnya. Meskipun sudah berpindah pasangan, mereka masih tampil luar biasa.
Berikut 5 Pebulu Tangkis yang Mempunyai Prestasi Luar Biasa walau Berpindah Pasangan:
5. Liu Yu Chen
Liu Yu Chen merupakan pemain bulu-bulu tolak putra asal China yang sebagai ahli double putra dan paduan. Awalnya, Liu Yu Chen pernah berpasangan dengan Li Junhui yang sudah sukses membuat beberapa prestasi seperti medali emas Kejuaraan Bulu-bulu Tangkis Asia 2017 dan lainnya.
Tapi sejak Li Junhui, Liu Yu Chen dipasangkan dengan Ou Xuan Yi. Meskipun anyar dipasangkan, duet Liu/Ou sukses tampil cukup mendubrak di German Open 2022 dan dapat memperlihatkan perform mirip seperti waktu main bersama Li Junhui.
4. Lee Yong-dae
Lee Yong-dae merupakan pebulu tolak sepesialis double asal Korea Selatan. Waktu duet bersama Jung Jae-sung buat double putra mulai sejak tahun 2006, Lee tampil sangat luar biasa dan sukses menggapai bermacam ragam gelar dan medali perunggu Olimpiade.
Tampilan Lee Yong-dae masih luar biasa waktu dipasangkan dengan Koo Sung-hyun. Main bersama Ko Sung-hyun, Lee Yong-dae sukses mengumpulkan banyak gelar sekalian pernah menduduki posisi 1 dunia di divisi double putra di Mei 2013 sampai November 2013.
3. Tony Gunawan
Tony Gunawan merupakan pebulu tolak legendaris Indonesia peraup medali emas Olimpiade 2000. Ia merupakan salah orang pemain double putra terunggul yang pernah dimiliki oleh Indonesia pernah merampas bermacam gelar juara dengan banyak pasangan.
Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengan Tony Gunawan merupakan Victo Wibowo, Candra Wijaya, Halim Haryanto, Bob Malaythong, sampai Howard Bach. Meskipun menggonta-ganti pasangan, perolehan Tong Gunawan sama khusus dengan memenangi beberapa kompetisi.
2. Fu Haifeng
Fu Haifeng merupakan bekas pebulu tolak China yang dianggap selaku salah satu pemain double putra terhebat sejauh periode. Waktu dipasangkan versama Cai Yun, Fu Haifeng banjir trophy terhitung medali emas Olimpiade London 2012.
Lalu waktu dipasangkan dengan Zhang Nan, perolehan Fu Haifeng masih khusus. Mereka sukses merampas sejumlah gelar salah satunya merupakan medali emas Olimpiade Brasil 2016.
1. Hendra Setiawan
Hendra Setiawan sebagai pebulu tolak unggulan Indonesia sepesialis double putra. Hendra Setiawan mulai kariernya berpasangan dengan Markis Kido dan pernah mendiami posisi pertama dunia buat double putra dan menyikat beberapa gelar terhitung Olimpiade 2008.
Keluar bersama Markis Kido, Hendra Setiawa masih luar biasa waktu dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Ia dan Mohammad Ahsan tertera sudah l jadi juara dunia tiga kali, ialah di tahun 2013, 2015, dan 2019.
The Daddies -julukan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan- sekarang masih aktif main. Di kompetisi All England 2023, mereka dapat menantang kompatriotnya, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan di sesi pertama.
Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak turut serta dalam materi kontent ini.
3. Tony Gunawan
Tony Gunawan merupakan pebulu tolak legendaris Indonesia peraup medali emas Olimpiade 2000. Ia merupakan salah orang pemain double putra terunggul yang pernah dimiliki oleh Indonesia pernah merampas bermacam gelar juara dengan banyak pasangan.
Pemain-pemain yang pernah berpasangan dengan Tony Gunawan merupakan Victo Wibowo, Candra Wijaya, Halim Haryanto, Bob Malaythong, sampai Howard Bach. Meskipun menggonta-ganti pasangan, perolehan Tong Gunawan sama khusus dengan memenangi beberapa kompetisi.
2. Fu Haifeng
Fu Haifeng merupakan bekas pebulu tolak China yang dianggap selaku salah satu pemain double putra terhebat sejauh periode. Waktu dipasangkan versama Cai Yun, Fu Haifeng banjir trophy terhitung medali emas Olimpiade London 2012.
Lalu waktu dipasangkan dengan Zhang Nan, perolehan Fu Haifeng masih khusus. Mereka sukses merampas sejumlah gelar salah satunya merupakan medali emas Olimpiade Brasil 2016.
Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak turut serta dalam materi kontent ini.