
JAKARTA – Pemilik PO Citra Dewi Transport punyai peristiwa perjuangan yang begitu menimbulkan ide. Diketahui, PO bus itu adalah punya Citra Desi Deriya.
Bahkan juga, Citra Desi Deriya mengutarakan dirinya sampai saat ini tak mempunyai rumah selaku tempat tinggalnya.
Awalnya, PO Citra Dewi didirikan oleh Andi Sukamto di Bandungan, Semarang, Jawa Tengah, di 2008. Tetapi, perusahaan sempat stop gara-gara seluruhnya armadanya dipasarkan dan anyar mulai kembali di 2012 dengan beli big bus.
Uniknya, Pak Kamto yang adalah orang tua dari Citra punyai upaya yang tak berkenaan dengan dunia transportasi. Tetapi, menyaksikan ada kesempatan membikin Pak Kamto pilih buat buka layanan transportasi darat.
“Bapak sama ibu kan awalnya di perhotelan sama restoran, tapi waktu bapak merantau sempat menjadi sopir trailer. Jadi, dari situ bapak jadi suka sama bus. Akhirnya namanya hobi, yaudahlah tuh. Ngeliat kebutuhan masyarakat, adanya kesempatan, waktu itu di Bandungan juga belum ada bus,” kata Citra dalam publikasi video channel YouTube PerpalZ TV.
“Keluarga aku kan keluarga besar, jadi kalau pergi tak mungkin bawa mobil banyak. Di daerah Bandungan itu masyarakatnya unik-unik, jadi ada beberapa tradisi. Misalnya, di bulan-bulan tertentu ada tradisi ziarah. Bapak juga suka mengajak tetangga-tetangga untuk ziarah, ini juga diteruskan oleh ibu. Pasti kalau datang bus baru, pasti dibawa buat ziarah dulu baru dipakai kerja,” ujarnya.
Selaku entrepreneur perhotelan dan restaurant, ditambah dengan bus pariwisata, Citra mengutarakan jika dirinya tak pernah tinggal di rumah. Meskipun sebenarnya, orang tuanya dapat saja membentuk rumah modern di Semarang.
“Sampai sekarang aku enggak punya rumah. Selama 25 tahun aku hidup, aku tinggal di hotel terus, nggak pernah tinggal di rumah,” paparkan Citra dikutip dari channel YouTube Aprilia D Lestari Official.
Tetapi, Citra mengutarakan argumen keluarganya tak punyai rumah personal lantaran jiwa usaha yang tinggi. Tapi, tempat tinggalnya bukan cuma satu kamar hotel, tapi komplet dengan area tamu dan dapur maka bisa mendukung kehidupan sehari-harinya mereka.
“Sebenarnya juga pengen punya rumah kalau misalnya teman-teman ku main, kayak di hotel terus. Bapak ku nggak suka punya rumah, saya nggak tahu juga ya, tapi kebanyakan orang Jawa itu rumahnya di tempat usahanya,” ungkapnya.
Tapi, Citra mengatakan ucapkan syukur dengan kehidupan seperti itu lantaran dirinya tak kehilangan pribadi keluarga. Pasalnya, waktu bapak dan ibunya bekerja, dirinya masih dapat bersua dan bicara dengan keduanya.