Sports

Kalahkan Anthony Ginting, Harga Raket Tunggal Putra Terkuat di Dunia Viktor Axelsen Capai Rp5,1 Juta

ANTHONY Sinisuka Ginting dikenal selaku pemilik raket paling mahal di di antara beberapa olahragawan bulu-bulu tepis Indonesia. Akan tetapi, harga raket Anthony rupanya bukanlah yang paling mahal di di antara beberapa tunggal putra waktu ini. Dikarenakan diketahui Viktor Axelsen (Denmark) menajdi pemiliki raket paling mahal di bidang tunggal putra.

Anthony diketahui gunakan raket produksi Li-Ning. Ia tepatnya memanfaatkan tippet raket Li-Ning Aeronaut 9000.

Buat yang belum tahu, harga satu raket Li-Ning Aeronaut 9000 capai Rp3,8 juta-an. Berdasar bermacam sumber, per Agustus 2022 raket yang digunakan Anthony sebagai yang paling mahal di di antara olahragawan bulu-bulu tepis Indonesia lainnya.

Anthony Sinisuka Ginting

Walau begitu, Anthony yang sekarang mendiami posisi tiga dunia rupanya bukanlah pemilik raket paling mahal di dunia, sampai buat di bidang tungga; putra. Dikarenakan Axelsen yang gunakan raket Yonex rupanya jadi pemilik raket paling mahal waktu ini.

Diketahui Axelsen sebenarnya gunakan banyak raket produksi Yonex. Juga ia pun pernah tampak gunakan raket merk Adidas.

Salah satu yang paling mahal yang pernah dipegang Axelsen ialah raket Yonex edisi Duora Z Strike yang luncurkan di 2017 yang lalu. Menurut laporan dari account instagram @mainraket, sekurang-kurangnya raket itu punyai nilai jual sebesar Rp5,1 juta.

Disamping raket edisi Duora Z Strike, Axelsen pun diketahui punyai dua raket yang harga satunya Rp3,5 juta. Raket itu ialah Yonex Voltric Z Force dan Adidas Adipower Pro.

Selebihnya, harga raket yang miliki Axelsen ada yang sebesar Rp2 juta-an. Pemakaian raket yang mahal itu terang tak cuman semata-mata aksesoris semata.

Viktor Axelsen

Dikarenakan harga ada, ada kwalitas. Raket mahal yang digunakan professional bisa mengoptimalkan kemampuan pukulan yang dimiliki olahragawan itu.

Jadi, tak boleh terheran kalau pukukan Axelsen tampak sangat keras waktu main. Atas raket bermutu yang digunakan, Axelsen pun sekarang di posisi satu dunia.

Disamping raket edisi Duora Z Strike, Axelsen pun diketahui punyai dua raket yang harga satunya Rp3,5 juta. Raket itu ialah Yonex Voltric Z Force dan Adidas Adipower Pro.

Selebihnya, harga raket yang miliki Axelsen ada yang sebesar Rp2 juta-an. Pemakaian raket yang mahal itu terang tak cuman semata-mata aksesoris semata.

Viktor Axelsen

Dikarenakan harga ada, ada kwalitas. Raket mahal yang digunakan professional bisa mengoptimalkan kemampuan pukulan yang dimiliki olahragawan itu.

Jadi, tak boleh terheran kalau pukukan Axelsen tampak sangat keras waktu main. Atas raket bermutu yang digunakan, Axelsen pun sekarang di posisi satu dunia.

(RNR)

KISAH menyedihkan Apriyani Rahayu, dulunya penjual sayur dengan modal ngepres sampai jadi pemain bulu-bulu tepis menyeramkan. Double putri unggulan Indonesia yang pernah mendapat medali emas Olimpiade ini nyatanya punyai peristiwa haru saat sebelum tenar selaku pebulu tepis.

Penggila bulu-bulu tepis di seantero Indonesia pastinya mengenali Apriyani Rahayu. Dia sebagai double putri unggulan Indonesia bersama dua pasangan berlainan.

Apriyani Rahayu/Siti Fadia

Awalnya bersama Greysia Polii, Apriyani Rahayu mendapat prestasi paling tinggi selaku pebulu tepis dengan mendapat medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di musim panas 2021 lalu. Sekarang bersama Siti Fadia, Apriyani masih jadi pribadi yang menyeramkan di belantika bulu-bulu tepis internasional.

Akan tetapi, itu bukanlah perjuangan yang gampang untuk Apriyani buat hingga sampai pada titik ini. Kesabaran, kegigihan, dan niat kuat buat jadi juara sebagai buah dari kerasnya kehidupan yang dilalui Apriyani sejak dari kecil.

Ibu dan ayahnya terus memberikan dukungan kemauan Apriyani Rahayu buat jadi pemain bulu-bulu tepis dan berprestasi. Akan tetapi, Apriyani cuman punyai raket yang dibikin dari kayu seadanya dan kok yang sangatlah hancur.

Dia tak miliki uang jajan. Almarhumah ibunya mengajari biar dia jualan sayur semenjak kecil biar punyai uang jajan. Di daerah halamannya, Konawe, Apriyani Rahayu jualan sayur dan terong hasil kebun di belakang rumahnya.

“’Ani, kau tidak ada uang jajan. Ini kau pergi jual sayur’. Jadi, mama saya ngajarinnya gitu,” jelas Apriyani.

Di awal mula kariernya, Apriyani tumbuh bersama legenda bulu-bulu tepis Indonesia Icuk Sugiarto. Itu pun bukan masalah yang gampang, sewaktu diantar ke Jakarta di 2011, Icuk Sugiarto sempat menolaknya.

Akan tetapi, lantaran layanan pengurus PBSI Konawe, Muhammad Akip, selanjutnya Apriyani diterima. Dia pun menjawabnya dengan kemajuan yang bagus.

Apriyani Rahayu/Siti Fadia

“Sempat mau tidak diterima Om Icuk, tapi Pak Akip meminta untuk bisa diterima. ‘Coba lihat dulu selama tiga bulan’. Setelah tiga bulan ada perkembangan. Pada akhirnya, saya digratiskan latihan,” katanya.

Sekarang Apriyani Rahayu berkembang dengan bertambah menyeramkan. Tak ada double putri dunia yang suka kalau mereka berhadapan dengan duet Apriyani Rahayu/Siti Fadia lantaran sadari kwalitas pasangan Indonesia itu yang luar biasa.

Sekarang, duet Apriyani/Siti Fadia sebagai pasangan ranking 5 dunia. Walau sebenarnya, mereka anyar saja dipasangkan di tengah tahun 2022 lalu.

Akan tetapi, lantaran layanan pengurus PBSI Konawe, Muhammad Akip, selanjutnya Apriyani diterima. Dia pun menjawabnya dengan kemajuan yang bagus.

Apriyani Rahayu/Siti Fadia

“Sempat mau tidak diterima Om Icuk, tapi Pak Akip meminta untuk bisa diterima. ‘Coba lihat dulu selama tiga bulan’. Setelah tiga bulan ada perkembangan. Pada akhirnya, saya digratiskan latihan,” katanya.

Sekarang Apriyani Rahayu berkembang dengan bertambah menyeramkan. Tak ada double putri dunia yang suka kalau mereka berhadapan dengan duet Apriyani Rahayu/Siti Fadia lantaran sadari kwalitas pasangan Indonesia itu yang luar biasa.

Sekarang, duet Apriyani/Siti Fadia sebagai pasangan ranking 5 dunia. Walau sebenarnya, mereka anyar saja dipasangkan di tengah tahun 2022 lalu.

(RDA)

Back to top button