Uncategorized

Israel Bakal Ikut Serta World Beach Games 2023, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari Langsung Hubungi Wayan Koster

ISRAEL dapat turut dan World Beach Games 2023, Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari langsung hubungi Wayan Koster. Gelaran itu selayaknya digelar di Bali di 5-12 Agustus 2023 kedepan.

Kegelisahan perihal lanjutan ANOC World Beach games 2023 (AWBG) tampak sejalan dengan penampikan kepada Tim nasional Israel U-20 di Piala Dunia U-20 2023. Hal itu menimbulkan pertandingan sepakbola itu terancam gagal digelar di Indonesia.

Timnas Israel U-20

Gubernur Bali, Wayan Koster, ialah yang melawan keras Israel di Bali di arena Piala Dunia U-20 2023. Sekarang, AWBG 2023 pun bakal digelar di Bali, dengan Israel pun jadi salah satu pesertanya.

“Jadi, saya kemarin sore baru balik umroh, setelah itu komunikasi dengan Pak Erick Thohir dan sorenya langsung komunikasi dengan Pak Wayan Koster. Saya melihat bahwa memang komunikasi harus santai,” papar Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam kongres wartawan di Kantor NOC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (29/3/2023).

 

“Saya jelaskan ke Pak Gubernur kemarin bahwa kami di KOI (NOC Indonesia) itu bukan pertama kali mengadakan kegiatan, sebelumnya pun sudah ada beberapa kegiatan lain dan kembali lagi, tiap cabor, punya statuta aturan main sendiri-sendiri, apabila terjadi konflik, harus cari solusinya,” lanjutnya.

Keseluruhan ada 14 cabang olahraga dalam arena itu. Israel dapat turun di nomor basket 3×3 putra dan renang 5 km putri.

Wayan Koster

“Kami jelaskan bahwa nanti kalau seandainya ada yang kurang berkenan, kita cari solusinya. Jadi, buka ‘no is no’. Akan tetapi, bagaimana solusi sehingga nama Indonesia ini tetap bisa kita jaga,” tandas Okto.

“Jangan sampai gara-gara satu hal, yang dirugikan itu nama besar Indonesia. Indonesia terlalu besar untuk dikerdilkan. Jangan sampai kita dikucilkan dari pergaulan internasional,” tegasnya.

Okto mengklaim jika sepanjang ini tak ada perkara memiliki arti perihal kelangsungan ANOC World Beach Games 2023 di Bali di Agustus kelak. Dia pun belum terima penampikan perihal kelangsungan arena itu.

Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Koresponden Okezone.com tak turut serta dalam materi content ini.

Keseluruhan ada 14 cabang olahraga dalam arena itu. Israel dapat turun di nomor basket 3×3 putra dan renang 5 km putri.

Wayan Koster

“Kami jelaskan bahwa nanti kalau seandainya ada yang kurang berkenan, kita cari solusinya. Jadi, buka ‘no is no’. Akan tetapi, bagaimana solusi sehingga nama Indonesia ini tetap bisa kita jaga,” tandas Okto.

“Jangan sampai gara-gara satu hal, yang dirugikan itu nama besar Indonesia. Indonesia terlalu besar untuk dikerdilkan. Jangan sampai kita dikucilkan dari pergaulan internasional,” tegasnya.

Okto mengklaim jika sepanjang ini tak ada perkara memiliki arti perihal kelangsungan ANOC World Beach Games 2023 di Bali di Agustus kelak. Dia pun belum terima penampikan perihal kelangsungan arena itu.

(RDA)

Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Koresponden Okezone.com tak turut serta dalam materi content ini.

MERUJUK Piagam Olimpiade (Olympic Charter), NOC Indonesia tegaskan sikap tak bisa ada diskriminasi dalam olahraga. Hal ini disampaikan oleh Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta menyampaikannya bersama perwakilan sejumlah cabang olahraga di antaranya tinju, basket, sepakbola, sambo jetski, senam, biliar dalam kongres wartawan di kantor NOC Indonesia di Senayan, Rabu (29/3/2023).

NOC Indonesia

“Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga Olympic Charter. Kami memiliki 67 anggota yang terafiliasi ke Federasi Internasional, di mana mereka semua juga memiliki statuta yang menjunjung tinggi Piagam Olimpiade yang mengatur tidak boleh ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga,” kata Okto, panggilan akrab Raja Sapta, dalam keluarkan yang diterima Okezone.

“Kita ini negara besar, negara anggota G7 dan G20. Tujuan kita satu, mengumandangkan Indonesia Raya dan Merah Putih di seluruh dunia. Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan” makin Okto.

Okto mencatut pengakuan Bapak Polimpiade, Pierre Le Coubertin, yang sampaikan jika perdamaian tak bakal pernah diraih tanpa ada pisahkan ras. Okto memperjelas jika Piagam Olimpiade jamin olahragawan yang berlomba tak bisa mendapat diskriminasi dalam wujud apa pun, seperti ras, warna kulit, tipe kelamin, tujuan seksual, bahasa, agama, masukan politik atau hal lain yang bersangkutan dengan asal berkebangsaan, sosial, property, kelahiran atau posisi lainnya.

“Saya rasa melalui kegiatan olahraga, kita harus menunjukkan kedewasaan kita dalam menempatkan diri di kancah dunia. Apalagi, kita membidik diri menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036.”

Okto menambah, Komite Olimpiade Internasional (IOC) pun berikan tindakan yang sama ke seluruhnya negara simpatisan acara pesta olahraga Olimpiade bersama negara tuan rumah.

Peranan NOC sendiri sudah diatur dalam Piagam Olimpiade buat ambil perlakuan atas semua wujud diskriminasi dan kekerasan yang berlangsung di olahraga. Lantaran, diskriminasi begitu dilarang dalam ketentuan olahraga internasional.

Okto memperjelas jika ketentuan internasional ini diadopsi oleh negara-negara seperti Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) yang pisahkan politik dan olahraga.

“Ada contoh dari Qatar dan UAE. Mereka bersikap netral kepada atlet yang berkompetisi. Itu terjadi ketika IAAF mengadakan World Championship di Qatar dan ketika turnamen Dubai Tennis International,” papar Okto.

Okto menyampaikan sikap tegasnya buat tak mengombinasikan olahraga dengan politik.

Raja Sapta Oktohari

“Belum lama ini, Indonesia merasakan disanksi WADA. Posisi kita dikucilkan di olahraga internasional karena tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih dan Indonesia Raya serta tak bisa menjadi tuan rumah kegiatan internasional. Jangan sampai ini terjadi lagi karena kita salah sikap dalam melihat olahraga dari kacamata politik. Olahraga tidak boleh dicampuradukan dengan politik,” kata Okto.

Nirmala Dewi selaku Sekjen Perbasi (Persatuan Bola Basket Indonesia) menegaskan bahwa pihaknya, selaku Federasi Nasional yang terafiliasi kepada Federasi Basket Internasional (FIBA), juga sangat menjunjung tinggi Piagam Olimpiade.

“Seperti yang Ketua NOC Indonesia sampaikan, kami keluarga besar olahraga Indonesia sangat berpedoman terhadap Olympic Charter,” ujar Nirmala.

Ketua Pengurus Pusat Persatuan Sambo Indonesia (PP Persambi) Krisna Bayu mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo yang berbesar hati memisahkan politik dan olahraga.

“Indonesia wajib mengamalkan ajaran IOC. Olahraga tidak boleh ada intervensi politik dan kami keluarga besar olahraga Indonesia mendukung,” ujar Krisna Bayu.

Kemudian, Sekjen PP IJBA, Rinaldi Duyo, mengharapkan deklarasi NOC Indonesia untuk memegang teguh Piagam Olimpiade bisa disampaikan kepada pemangku kepentingan olahraga internasional.

“Harus disampaikan bahwa Indonesia memegang teguh Olympic Charter. Ini suara kami, suara keluarga besar olahraga Indonesia yang tidak ingin politik dicampuradukan dengan olahraga,” kata Rinaldi.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Okto mengutarakan sikap tegasnya untuk tidak mencampuradukkan olahraga dengan politik.

Raja Sapta Oktohari

“Belum lama ini, Indonesia merasai disanksi WADA. Status kita dikucilkan di olahraga internasional lantaran tak dapat mengibarkan bendera Merah Putih dan Indonesia Raya dan tak dapat jadi tuan rumah pekerjaan internasional. Tidak boleh hingga sampai ini berlangsung kembali lantaran kita salah sikap dalam memandang olahraga dari kacamata politik. Olahraga tak bisa dicampuradukan dengan politik,” kata Okto.

Nirmala Dewi sebagai Sekjen Perbasi (Persatuan Bola Basket Indonesia) memperjelas jika pihaknya, sebagai Asosiasi Nasional yang terafiliasi ke Asosiasi Basket Internasional (FIBA), pun begitu junjung tinggi Piagam Olimpiade.

“Seperti yang Ketua NOC Indonesia sampaikan, kami keluarga besar olahraga Indonesia sangat berpedoman terhadap Olympic Charter,” papar Nirmala.

Ketua Pengurus Pusat Persatuan Sambo Indonesia (PP Persambi) Krisna Bayu menghargai pengakuan Presiden Joko Widodo yang berbesar hati pisahkan politik dan olahraga.

“Indonesia wajib mengamalkan ajaran IOC. Olahraga tidak boleh ada intervensi politik dan kami keluarga besar olahraga Indonesia mendukung,” papar Krisna Bayu.

Selanjutnya, Sekjen PP IJBA, Rinaldi Duyo, berharap pernyataan NOC Indonesia buat menggenggam kuat Piagam Olimpiade dapat disampaikan ke penopang keperluan olahraga internasional.

“Harus disampaikan bahwa Indonesia memegang teguh Olympic Charter. Ini suara kami, suara keluarga besar olahraga Indonesia yang tidak ingin politik dicampuradukan dengan olahraga,” kata Rinaldi.

(RDA)

Content di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Koresponden Okezone.com tak turut serta dalam materi content ini.

Back to top button