
JAKARTA – Bank Indonesia diproyeksi memempertahankan suku bunga rujukan di tingkat 5,75%. Pemerhati memandang BI dapat pertimbangkan keinginan inflasi khususnya inflasi pokok yang terbangun.
“Sedangkan inflasi umum cenderung melandai mempertimbangkan dampak penyesuaian harga BBM yang akan menghilang sedemikian sehingga inflasi inti akan tetap kurang dari 4%,” papar Ekonom PermataBank Josua Pardede, Kamis (16/3/2023).
Dia menyambung jika menurutnya BI masih dapat menjaga suku bunga acuannya lantaran nilai pindah rupiah pula condong konstan di rata-rata 15.300-15.400 dengan keadaan volatilitas yang masih rendah.
Baca : Seruput, Nikmati Lezatnya Miso Ramai yang Authentic dengan Ide Yatai Jepang
“Dengan beberapa perkembangan terkini dari pasar keuangan global seperti penutupan SVB dan yang baru-baru saja terjadi yakni permasalahan Credit Suisse cenderung memberikan dampak yang mixed sekalipun dolar AS cenderung melemah, yield UST cenderung turun tapi kinerja di pasar saham cenderung terkoreksi,” tambahnya.
Josua menambah walau Fed waktu ini diprediksi dapat masih menambah suku bunga rujukan FFR sebesar 25bps jadi 5% di rapat FOMC bulan Maret ini, tetapi dengan pertimbangkan unsur esensial ekonomi Indonesia yang masih kompak dan resilient, karena itu inflasi dapat masih terlewati dan nilai pindah rupiah condong dapat konstan.
Kontent di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Wartawan Okezone.com tak berperan dalam materi content ini.